Friday 20 August 2010

Waiting to break the fast

Hari ini adalah hari ke 9 umat Muslim berpuasa di Bulan Ramadhan 1431 H.

I bet u all wonder...kok sudah sampai ke hari ke 9 aja? What happened to the 1st until the 8th day? Kapan juga dimulainya?
Hahaha, my bad! Seharusnya dari awal mulai Ramadhan saya memberikan berita yang seru, keep it up to date!

Dan kalau mau dilihat juga, blog terakhir yang saya tulis adalah di Bulan Januari 2010, dan ini sudah masuk Bulan Agustus!
Pertengahan pula!!!

Ini semua dikarenakan saya terlalu menuruti 'penyakit' moody saya dalam hal mostly everything! Saya selalu menunda apa yang seharusnya bisa saya kerjakan saat itu atau bisa saya selesaikan saat itu juga.

Seperti menyelesaikan pekerjaan kantor, atau puisi, atau novel, atau usaha mandiri, atau bersih2in kamar, dan lain sebagainya.
I don't feel comfortable with the 'disease' and yes... I'm still working on it.
Saya sering membaca buku-buku mengenai self improvement, bahwa satu-satunya hal yang menghalangi kita dalam mencapai kesuksesan adalah diri kita sendiri, that's why... I want to conquer this 'disease'. It's not healthy, u know! Not at all!

Well...sembari duduk di sebuah rumah makan..can I mention a name? Okay, di Solaria yang terletak di Tamini Square - Jakarta Timur, saya menunggu adik untuk berbuka puasa bersama.

Rumah makan ini bukan pilihan awal kami, karena ada 2 pilihan lain yaitu KFC dan Hoka2 Bento, namun melihat tempat lain sudah penuh, maka saya memutuskan ke Solaria. Saya juga berharap mendapatkan tempat duduk di pojok (sofa) agar bisa bersantai.

Perlu saya tekankan lagi, tempat ini bukanlah tempat pilihan awal. Dan bila sangat2 tidak terpaksa, saya tidak akan mau makan disana.
Here are some of the reasons; saya merasa bahwa kurangnya keramahan dalam service mereka (terutama pada saat menyambut tamu yang datang). Memang sih mereka greet qta dengan kalimat 'selamat datang di Solaria', tapi there were no expressions at all! Seriously! Si waitress yang menyambut saya berdiri didepan pintu (yang tanpa ekspresi itu) dan ia tidak bergerak dari tempatnya untuk sedikit memberi saya space untuk masuk. Oh Lord!

Awalnya saya maklumi karena melihat dri seragamnya yang masih putih hitam, sepertinya ia masih baru / intern.
Begitu saya duduk dimeja untuk 2 orang, saya diberikan lembaran menu untuk saya isi. Tidak berapa lama, datanglah waitress lain yang menggunakan seragam Solaria untuk menghitung biaya pesanan saya. And u know what? Mbak yang satu itu juga sama sekali tidak berekspresi..hmm..bukankah saya membayar makanan sekaligus service-nya?

Mengapa saya merasa bahwa saya dilayani oleh robot? Salah ga sih kalau saya mengharapkan dapat service yang lebih?!
Service itu hanya berupa senyum saja atau ekspresi ramah, yang seharusnya mudah dilakukan / ditunjukkan oleh siapapun.

Saya rasa hal ini sering terjadi pada orang lain, meskipun tidak harus saat berada di Rumah Makan, bisa juga terjadi ketika di Rumah Sakit, Bank atau lain sebagainya.

Kita sudah menjalankan kewajiban (membayar pesanan, dll) bahkan tersenyum lebih dahulu dari mereka, kita setidaknya juga berhak atas senyuman dan keramahan mereka.


Sent from my BlackBerry® Peace, Love and Fabulosity!

No comments: