Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dibuat sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya saja. Begitupun dengan hati, siapa yang bisa menyangka atau mengetahui kekuatan hati seseorang? No one! Sebuah pepatah mengetakan "We are perfectly imperfect". Maksudnya? Manusia sempurna dengan ketidaksempurnaannya...well...kinda.
I like to think myself as a very simple person, struggle much in my daily basis. Tears, laugh, hurt, joy, fear, success. I think myself as very human. Very imperfect! Who wants to be "perfect"? What is "perfect"? Who the hell wrote down the "perfect" category? :D
Dimulai dari ber-abad-abad lalu, ketika manusia bertambah pintar, memiliki lebih banyak pilihan dan lebih banyak hal untuk dipikirkan.
Dimulai dengan suatu pemikiran yang saat itu bisa dibilang "menginspirasi", namun kali ini lebih dikenal dengan "pikiran sempit".
Siapa yang patut disalahkan? Well....tentu saja role model. Dimulai oleh para bangsawan atau putri-putri kerajaan, yang selalu ingin terlihat cantik, tanpa suatu cela. Disitulah permulaan pembuatan kriteria "cantik" atau "perfect/sempurna".
Tahukah bahwa selama Abad Pertengahan, bangsawan perempuan mengenakan pakaian linen yang mahal dibawah pakaian luar untuk kedua melindungi pakaian dari tubuh kotor dan untuk menyediakan lapisan kehangatan. Pakaian terdalam/terbawah yang menempul pada tubuh disebut 'korset'. Dibuat dari rangka lembut yang bisa dibentuk, dibuat agar dapa mengikuti lekuk tubuh. Namun yang terjadi, demi mendapatkan bentuk tubuh "idel" dengan pinggang yang kecil, tubuh merekalah yang dipaksa untuk mengikuti bentuk korset. Tubuh "dipaksa" untuk meliuk-liuk dan membuat mereka meringis menahan sakit. But hey, siapa yang tidak ingin terlihat "perfect"?
Wanita Asia yang memiliki kulit sawo matang atau gelap, berlomba-lomba untuk membeli lotion pemutih atau obat untuk memutihkan kulit. Karena apa? karena persepsi salah dari media yang selalu membombardir bahwa yang berkulit putihlah yang lebih disukai, yang berkulit putih lah yang paling cantik.
Yang berhidung mancunglah yang terlihat lebih menarik, yang berbibir merahlah yang lebih sensual. Lalu 'menggila'lah para wanita membuat dirinya lebih cantik sesuai dengan keinginan pasar.
Bukan salah pria bila lebih menginginkan perempuan yang berkulit putih daripada yang lain. Kenapa? karena opini masyarakat akan mendukungnya, dan karena si sawo matang sudah merasa 'keder' duluan untuk bersaing dengan si kulit putih demi mendapatkan cinta si pria.
Begitukah? atau ini hanya perasaan saya saja?
Tidak apa-apa untuk melakukan hal yang tidak biasa kita lakukan. Seperti menjadi si kulit sawo matang namun berani menjadi model iklan sabun atau lotion. Atau hey! Kamu bisa menjadi model untuk self-tanner lotion! Who'd guess?
Atau kamu bisa menjadi dirimu versi baru tanpa kehilangan dirimu yang versi lama?
Maksud saya apa? You'll see. Stick with who you are, do the positive things that you like, be whatever that you wanted to be. Be friends with who ever that is. Dye your hair the way you want it to look like. Do me a favor, just don't kill yourself by becoming something that you are NOT, it's not worth it!
Kisses
No comments:
Post a Comment