Tuesday 28 September 2010

Read this one: All-American Girl by Meg Cabot


Saya jarang membaca chicklit (chick literature), hanya beberapa yang saya anggap benar-benar menarik atau saat terjadi sale besar-besaran dan saya menggila akan buku-buku murah! Bhuahahahaha!. Oke, yang akan saya ceritakan mengenai sinopsisnya adalah karya Meg Cabot, All American Girl. Saya rekomendasikan buku ini, karena jalan ceritanya yang ringan, gaya bahasa yang lucu dan benar-benar bacaan yang membuat kita tertawa dan menikmari ceritanya.

Adalah Samantha Madison, seorang gadis remaja yang tinggal di Washington D.C bersama keluarganya. Bersekolah di John Adams Preparatory School dan hanya memiliki seorang teman, yaitu Catherine. Samantha (Sam) bukanlah tipe cewek-cewek populer di sekolahnya, justru ia adalah salah satu dari cewek-cewek yang ‘terbuang’ dan selalu berpakaian warna hitam, dan tidak jarang menclupkan cat hitam ke bajunya yang warna-warni sebagai ‘rasa berkabung’nya kepada generasinya. Tidak jarang dia dibuat be-te karena kakak perempuannya, Lucy adalah seorang cheerleader di sekolah dan membuatnya sangat populer. Sementara adiknya, Rebecca, sangat pintar sehingga ia berada di kelas yang setara dengan orang-orang yang sudah kuliah.

Sam jatuh cinta pada Jack, pacarnya Lucy. Karena merasa memiliki persamaan dalam hal kelakuan dan mengajak bersama-sama merubah sistem. Semua perasaannya hanya bisa ia pendam kedalam lukisan. Hingga akhirnya pertemuan dengan seseorang yang istimewa dan sebuah kejadian menggemparkan merubah hidup Sam selamanya!

Read this one: The Big Four by Agatha Christie


Hi all! It's me again! Just wanna give you a reading reference from one of my favorite authors; Agatha Christie!. I really love her writings, I love how she managed to put words into words to make awesome lines of stories that really foolish us (well, most of us) until the last page of the novel. Bravo Ms. Christie! I really wish to have mind like yours! Full of mystery but actually not that complicated in the end.

Well, here are some of my references about "The Big Four". The story was full of mysterious incidents, people who are going to die but managed to give little clues about what about to happen (as usual), and simple clues that we couldn't imagine would lead into anything!. Of course, the brave and the master of sleuthing ; Hercule Poirot was no doubt the hero with thousand solutions and answers. (With his cute accent and mustache of course)!. It all began with the missing case of a famous and rich person, and Hercule Poirot swore that he would retire. But this certain case, made him lick bit his own tongue and took back his oath.
Things happened here and there, abroad...away from his hometown. And also, the incident that took the life of Hercule Poirot himself.......

Monday 27 September 2010

Rasa Kemanusiaan diatas Bumi



Waktu masih menunjukkan pukul 18.30 WIB, adzan Maghrib baru saja berlalu. Masih terasa semangat Idul Fitri 1431 H yang belum lama menyapa kita. Di beberapa rumah-rumah, masih menerima tamu, baik itu sanak saudara maupun tetangga jauh yang belum sempat bertandang pada hari H Lebaran lalu. Masih tercium bau-bau gosongnya kembang api di pekarangan rumah, kue-kue kering masih tertata cantik diatas meja di ruang tamu, masih terbuka lebar hati para insan di Indonesia untuk sebuah kalimat sederhana namun luas maknanya : "Mohon Maaf Lahir dan Bathin".

Perempuan muda itu datang. Sangat sederhana tampilannya, menggenggam sebuah kantong plastik besar berwarna hitam. "Ibu ada? Saya bawa kue". Begitu ucapnya. Gadis muda berambut sebahu, yang tadinya sedang berbicara dengan kekasihnya, tersenyum pelan sembari menerima kantong plastik hitam tersebut. Setelah si perempuan muda dipersilahkan duduk, gadis berambut sebahu itu masuk kedalam kamar dan berbicara dengan wanita yang dipanggilnya Ibu.

"Ada perempuan muda, membawa ini. Ia juga mau bertemu Ibu". ujarnya perlahan, tidak ingin si perempuan muda tadi mendengarnya.
Si Ibu berwajah masam "Mau apa dia? Saya bahkan tidak mengenalnya". "Berikan saja dia uang sebagai ganti dari kue-kue itu, katakan bahwa Ibu sedang tidak enak badan!". Begitu yang dikatakan.
Lalu si Ayah, yang sedari tadi berada di kamar, bertanya " Ada apa? Siapa perempuan itu?".
Si Ibu bercerita, mengenai kedatangan perempuan muda itu, beberapa waktu lalu. Ia membawa puding ditangannya, dan mengaku sebagai hadiah, meski si Ibu tidak mengenalnya. Namun memahami maksud si perempuan muda itu, si Ibu memberinya uang sekedarnya, dengan maksud membayar puding-puding itu.

"Lakukan saja hal yang sama! Berikan uang kepadanya, tapi Ibu tidak mau menemuinya" ujar Ibu lagi.

Gadis muda berambut sebahu menemui perempuan diluar, " Mba, Ibu sedang tidak enak badan, tapi ini ada titipan". seraya memberikan uang untuknya.
Tanpa menerima uang itu, dia meminta si gadis berambut sebahu untuk duduk di sampingnya.

Lalu dari mulutnya keluarlah sebuah permintaan tolong. Bahwa ia masih memiliki 6 orang adik yang duduk di bangku sekolah, dan ia sendiri hanyalah lulusan sekolah kejuruan yang hanya bisa membuat kue. Salah satu adiknya baru masuk sekolah menengah atas dan memerlukan bantuan untuk melunasi uang pendaftaran ulangnya, sebesar Rp. 675.000,-.

Si gadis muda berambut sebahu berkata bahwa ia akan menyampaikan kepada orangtuanya tentang hal tersebut, dan si perempuan tadi sebaiknya kembali lagi di lain waktu.
Namun ia menolaknya, ia tinggal terlalu jauh dan tidak memungkinkan untuk terus-terusan kembali kerumah tersebut. Harus malam ini.

Gadis berambut sebahu menggeleng pelan " Maaf, sepertinya tidak mungkin kalau malam ini ". Namun perempuan itu memaksa. Harus malam ini.

Si Gadis berambut sebahu memanggil Ayahnya, ia tahu sang Ayah jauh lebih bijaksana dan lebih baik hatinya. Sang Ayah mendengarkan dengan seksama, mencoba memahami setiap perkataannya. Namun sang Ayang pun menggeleng pelan "Kalau malam seperti ini, saya tidak punya uang sebanyak itu " Ujarnya pelan.

Si perempuan muda tidak percaya. Ia bersikeras. Harus malam ini!.
Sang Ayang mencoba berbicara dengan baik-baik, memberikan sebuah penjelasan, penalaran, bahwa tidak baik meminta bantuan mendadak seperti ini. Di malam hari pula.
Ayah mencoba berbicara dengan kalimat yang tidak menyakiti.
Namun si perempuan muda itu tidak mau mengerti, ia bersikeras. Harus malam ini.

Ayah beranjak dari duduknya, mengambil uang seadanya dari kamar, ditambah dengan uang seadanya yang awalnya memang harusnya ia terima.
" Maaf, kami cuma bisa bantu seadanya ". Begitu Ayah berkata.
Tidak sampai RP. 675.000,- yang diberikan kepadanya, mungkin hanya Rp. 100.000,- Namun Ayah memberi dengan ikhlas.
Setelah menerimanya, si perempuan muda berkata, bahwa kue yang berjumlah 3, yang ia bawa menggunakan kantong plastik hitam besar, akan ia ambil sebanyak 2 buah.
"Satu untuk Bapak, sisanya akan saya bawa kembali untuk saya jajakan".

Hal itulah yang membuat Si Ibu naik pitam.
Beberapa waktu yang lalu ia meminta bantuan karena Ibunya sakit, kenapa sekarang ia bilang adiknya mau masuk sekolah? Alasan apa lagi yang ia gunakan ini?
Bukankah awalnya semua kue-kue tadi untuk keluarga si Ibu?
Mengapa setelah diberikan uang seadanya, kue-kue itu dibawa lagi sebagian olehnya?
Tidakkah dia merasa bahwa hal itu dianggap kurang pantas? Kurang ajar? Tidak sopan?
Merasakah dia?

Ibu keluar dari kamarnya, dengan membawa 3 kue ditangannya.
" Bawa saja semua kembali! Tidak usah diberikan kepada kami!" hardiknya.
Lalu ia mengatakan kalimat yang sangat menusuk hati
" Lain kali kalau ada kesulitan, jangan datang kesini ya!"
Baikkah kata-kata si Ibu? Tidakkah Ibu merasa bahwa kalimatnya menyakiti perasaan perempuan muda itu?
Tidakkah dia merasa?
Tidakkah dia ingin menanam kebaikan sebanyak-banyaknya?
Bukan hanya lewat sikap, namun juga lewat lisan!
Tidakkah dia mengetahui bahwa Ia Maha Mendengar??!!

Hai perempuan muda, kuatkanlah dirimu, dan semoga Tuhan menghindarkanmu dari sifat seperti si Ibu........

Saturday 25 September 2010

Sekelumit cerita dari Jawa Tengah

Sugeng rawuh! Piye kabare?. It was a greeting in Javanese. Saying "welcome" and asking "how are you?". Beberapa hari yang lalu saya dan keluarga pulang kampung ke Jawa Tengah. Mudik! yup, that's exact word. Sebenarnya saya tidak begitu yakin, apakah benar saya orang Jawa? atau saya sebenarnya orang Padang? ( well, my Dad is a Javanese and my Mom was from Sumatra ). The thing is, saya dibesarkan di Jakarta, hmm...okay sebenarnya di Bekasi-Jawa Barat. But hey, I'm allowed to call my self a Jakarta person!.

Well anyways, kami sekeluarga pulang kampung dan tentu saja selain silaturahmi dengan keluarga disana, kami juga wisata kuliner ( A MUST! ). Mulai dari jenang (bubur) khas Boyolali yang komplit + telor hanya dengan uang Rp. 1.000,- , nasi liwet yang tiada dua-nya, lesehan di malam hari dekat dengan ladang jagung untuk makan sego kucing ( for those who know, these aren't real kucing/cat ), menjelajah bakso-bakso nikmat, menghirup wanginya teh tubruk yang sangat manis khas Jawa Tengah, menikmati hidangan modern murah meriah di Kusuma Sari, hingga sate kambing yang sudah buka pagi2 buta untuk melayani rasa lapar para orang Jakarta yg mudik sampai ke oleh-oleh kue untuk handai taulan di kota asal.

Ucapan yang diucapkan kepada orang-orang yang berarti Selamat Idul Fitri adalah "Sugeng Riyadi". Setelah itu, mereka yang lebih muda akan duduk sangat dekat dengan orang tua. Muka mereka saling merapat dan berbisik-bisik dalam bahasa Jawa yang saya sendiri tidak mengerti! Well, saya mengerti sih beberapa kata atau kalimat, tapi untuk mengatakannya kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang sama, hmmm...I'll have to pass on that. But then again, itu adalah salah satu tantangan yang patut utk dipelajari dan who knows? mungkin suatu saat nanti saya bisa berkomunikasi lancar menggunakan bahasa daerah.

Kalau boleh sedikit mengutip kata-kata mereka, akan ada kalimat seperti "memohon maaf, lalu meminta do'a agar sukses, lalu orang2 tua-nya akan minta dido'a kan juga agar sehat dan panjang umur, kadang-kadang ada do'a selipan seperti murah jodoh, cepat menikah, cepat punya anak dan lain sebagainya. Dan itu semua dalam bahasa Jawa!

Oh ok, saya belum memberi tahu bahwa kampung halaman (ayah) saya adalah di Desa Ketaon - Banyudono, Boyolali. Hampir mendekati Solo. Dan masih banyak sawah serta ladang jagung, serta jangan lupa andong yang siap sedia mengantar kemana saja. Kendaraan yang melewati wialayah tersebut tentu saja "kaliber berat", seperti bis AKAP, bis malam, mobil2 colt, mobil pribadi, truk sembako dan pasti diwarnai oleh kenekatan para penduduk lokal yang mengendarai motor andalan mereka...ngebut pula!

Saya rasa masih banyak yang bisa saya explore disana apabila saat itu kami tidak membawa balita dan bayi, don't get me wrong, I love my niece and nephew, tapi kami ga mungkin ngubek2 Pasar Klewer dengan membawa anak2 sekecil itu. Biasanya, kalau kami pulang bertepatan dengan hari Raya, kami masih dapat menikmati acara Sekatenan. Yaitu acara tahunan, bisa juga disebut sebagai pesta rakyat. Yang lebih nikmat lagi, Sekatenan di Solo diadakan di wilayah Kraton Solo. Yang memberikan akses untuk masuk ke kawasan Kraton. Bagi penikmat wisata dan fotografi, hal itu pasti menjadi sebuah 'harta karun' yang tidak terkira.

Tapi yang membuat saya bingung (dan baru saya sadari ketika berada di jalan menuju Jakarta), adalah saya tidak menggunakan moment kemarin untuk benar2 menulis blog saya. Memang sih, saya sangat terpukau dengan kampung halaman saya tersebut hingga benar-benar melupakan apa yang seharusnya saya tuangkan ke dalam tulisan. Dan saya benar-benar tidak habis pikir dengan itu semua!

But, this is my promise, I will be going back there to experience the real adventure!. Either doing it with family or with friends. Backpacking is never a problem to me!
It would be just great to be able explore more and taking a lot of great pics, and write them on my blogs too!.

Awesomeness!

Friday 24 September 2010

Just don't kill yourself!

Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dibuat sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya saja. Begitupun dengan hati, siapa yang bisa menyangka atau mengetahui kekuatan hati seseorang? No one! Sebuah pepatah mengetakan "We are perfectly imperfect". Maksudnya? Manusia sempurna dengan ketidaksempurnaannya...well...kinda.

I like to think myself as a very simple person, struggle much in my daily basis. Tears, laugh, hurt, joy, fear, success. I think myself as very human. Very imperfect! Who wants to be "perfect"? What is "perfect"? Who the hell wrote down the "perfect" category? :D

Dimulai dari ber-abad-abad lalu, ketika manusia bertambah pintar, memiliki lebih banyak pilihan dan lebih banyak hal untuk dipikirkan.
Dimulai dengan suatu pemikiran yang saat itu bisa dibilang "menginspirasi", namun kali ini lebih dikenal dengan "pikiran sempit".

Siapa yang patut disalahkan? Well....tentu saja role model. Dimulai oleh para bangsawan atau putri-putri kerajaan, yang selalu ingin terlihat cantik, tanpa suatu cela. Disitulah permulaan pembuatan kriteria "cantik" atau "perfect/sempurna".

Tahukah bahwa selama Abad Pertengahan, bangsawan perempuan mengenakan pakaian linen yang mahal dibawah pakaian luar untuk kedua melindungi pakaian dari tubuh kotor dan untuk menyediakan lapisan kehangatan. Pakaian terdalam/terbawah yang menempul pada tubuh disebut 'korset'. Dibuat dari rangka lembut yang bisa dibentuk, dibuat agar dapa mengikuti lekuk tubuh. Namun yang terjadi, demi mendapatkan bentuk tubuh "idel" dengan pinggang yang kecil, tubuh merekalah yang dipaksa untuk mengikuti bentuk korset. Tubuh "dipaksa" untuk meliuk-liuk dan membuat mereka meringis menahan sakit. But hey, siapa yang tidak ingin terlihat "perfect"?

Wanita Asia yang memiliki kulit sawo matang atau gelap, berlomba-lomba untuk membeli lotion pemutih atau obat untuk memutihkan kulit. Karena apa? karena persepsi salah dari media yang selalu membombardir bahwa yang berkulit putihlah yang lebih disukai, yang berkulit putih lah yang paling cantik.
Yang berhidung mancunglah yang terlihat lebih menarik, yang berbibir merahlah yang lebih sensual. Lalu 'menggila'lah para wanita membuat dirinya lebih cantik sesuai dengan keinginan pasar.

Bukan salah pria bila lebih menginginkan perempuan yang berkulit putih daripada yang lain. Kenapa? karena opini masyarakat akan mendukungnya, dan karena si sawo matang sudah merasa 'keder' duluan untuk bersaing dengan si kulit putih demi mendapatkan cinta si pria.
Begitukah? atau ini hanya perasaan saya saja?

Tidak apa-apa untuk melakukan hal yang tidak biasa kita lakukan. Seperti menjadi si kulit sawo matang namun berani menjadi model iklan sabun atau lotion. Atau hey! Kamu bisa menjadi model untuk self-tanner lotion! Who'd guess?

Atau kamu bisa menjadi dirimu versi baru tanpa kehilangan dirimu yang versi lama?

Maksud saya apa? You'll see. Stick with who you are, do the positive things that you like, be whatever that you wanted to be. Be friends with who ever that is. Dye your hair the way you want it to look like. Do me a favor, just don't kill yourself by becoming something that you are NOT, it's not worth it!

Kisses

Tuesday 14 September 2010

Selamat Idul Fitri 1431 H






Allahu Akbar.....Allahu Akbar....Allahu Akbar.
La Illaha Illalahu Allahu Akbar...
Allahu Akbar..Wa Lillah Ilham...

Akhirnya, hari kemenangan itupun datang. Rasa didalam hati bercampur aduk, senang karena akhirnya diberikan kemenangan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, dan sedih karena berpisah dengan bulan Ramadhan yang penuh rahmat.

Segala do'a diucapkan mensyukuri nikmat yang tiada banding, serta agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Amiin.

Ada yang terasa kurang di Ramadhan kali ini, dan Lebaran kali ini. Apa iya karena ibadah saya terasa kurang hikmat? atau karena saya merasa bahwa kesedihan melanda lebih daripada kesenangan atau kebahagiaan?.

Entahlah...Ya Allah, pertemukanlah Hamba dengan Ramadhan dan Lebaran tahun-tahun berikutnya. Amiiinnn.

Mohon maaf bila ada salah-salah kata, atau penulisan serta tindakan yang saya lakukan. Adapun semua itu saya lakukan tanpa sengaja.

Wassalamu 'alaikum wr wb.

Saturday 4 September 2010

6 days left to Victory

Hahahaa!
Hai all!! What u read on the title is true!! Hari ini sudah hari ke 24 puasa di bulan Ramadhan tahun 1431 H ini. I still on working on that lazzyy lazzyyy me!
Mencoba untuk tetap disiplin menulis blog dengan apapun yang bisa saya tulis.

Saat ini saya sedang dalam perjalanan menuju rumah saudara untuk bersilaturahmi (baca: buka bersama). Dan saya sedang mencoba untuk menuruti perkataan keluarga saya, yang menyuruh saya untuk tidak membaca di dalam mobil karena dapat memberi efek kurang baik untuk mata saya. Dan saya memilih untuk menulis blog! I hope it's okay!

Pada saat-saat seperti ini, sudah terlihat gempitanya manusia-manusia yang mudik menuju kampung masing-masing.
Naik pesawat, kereta api, bis AKAP maupun naik motor bahkan ada tahun lalu saya bertemu dengan pemudik yang pulang menggunakan bajaj. Yes, bajaj!

Sebenarnya, fenomena mudik ini sudah terjadi sejak...I dunno, puluhan tahun lalu. Saya masih ingat ketika saya kecil, kami biasa mudik menggunakan mobil pribadi atau bis penumpang biasa. And we loved every second of it.

Yang kadang menyedihkan dari kebiasaan mudik ini adalah sebagian besar pemudik terkesan 'memaksakan' kepulangan mereka ke kampung halaman.
Misalnya; sebagian orang akan bekerja keras selama setahun untuk mengumpulkan uang yang nantinya hanya habis digunakan untuk mudik. Mungkin pemahaman mereka men-sah-kan hal tersebut dengan berbagai alasan. Bahwa memang itulah tujuan mereka bekerja keras, namun terkadang pada saat mereka kembali ke kota, mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa simpanan uang mereka terkuras habis dan mereka harus bekerja lebih keras lagi.

Saya tidak menyalahkan pemikiran mereka yang seperti itu, tapi saya ingin menyarankan agar ada solusi yang nantinya tidak akan merugikan mereka.

Solusi yang saya usulkan bila anda menggunakan kendaraan pribadi, adalah dengan benar-benar memperhitungkan cost perjalanan mudik, di kota tujuan dan saat kembali ke kota besar. Misalnya; bahan bakar, tol, cost makan di rumah makan pinggir jalan, pungutan-pungutan dadakan di jalan, THR untuk handai taulan, cost untuk oleh-oleh dan pengeluaran tidak terduga.

Setelah semua dicatat dan diperkirakan jumlahnya, cari yang dapat ditekan biayanya. Misalnya: tidak perlu mampir di rumah makan pinggir jalan, anda bisa menggantinya dengan membawa bekal yang cukup dari rumah. Cek semua kelengkapan kendaraan, untuk menghindari rusak dijalan yang tentu dapat menambah cost tidak terduga. Begitu pula dengan keadaan badan, pastikan anda beristirahat dengan cukup agar tidak merepotkan di perjalanan dan menambah cost pengeluaran. Catat dari rumah, siapa-siapa saja yang akan anda beri THR, sesuaikan umurnya dengan yang akan ia terima. Jangan memaksakan memberi bila memang budget yang disiapkan tidak ada.

Kurang lebih demikianlah. Semoga tulisan diatas bermanfaat.
Ayo! Semangat! Tinggal 6 hari lagi menuju Kemenangan!

Happy fasting! Happy mudik! Be safe!

*cheers*

Sent from my BlackBerry® Peace, Love and Fabulosity!