Sunday 19 August 2012

Eid Mubarak 1433 H

Dear Muslims of the world.....Eid Mubarak 1433 Hijriyah!!!!

Here we go again! Setelah 30 hari berpuasa - well sebagian ada yang 29 hari-, akhirnyaaaaa kita dipertemukan kembali oleh Hari Idul Fitriiiiii!!! So excited!!

Bagi umat Islam di seluruh dunia, Idul Fitri lebih dari sebuah perayaan kemenangan melawan nafsu selama 30 hari lebih. Namun juga sebagai kesempatan untuk kembali penyambung tali silaturahmi yang dan kesempatan untuk memulai segala sesuatunya dari awal.

Oleh sebab itu, ijinkanlah saya mengucapkan ;

                        " Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin "



Saturday 18 August 2012

Scratch from a broken heart

It's a day before Eid.........

Besok adalah hari yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia, i should"ve known, I'm of of them.

Beragam rasa campur aduk dalam mempersiapkan kedatangan Hari Kemenangan tersebut; bahagia karena kembali diberikan kemenangan. Sebagian lagi merasa menyesal karena seharusnya bisa lebih baik dalam menjalankan puasa Ramadhan sebelumnya. Sebagian lagi karena sedih meninggalkan bulan Ramadhan, dan sebagian lagi merasakan kesedihan akibat rasa rindu. 

Mengulik kembali tahun sebelumnya, ini adalah tahun pertama Idul Fitri tanpa si Mbah. Tahun-tahun sebelumnya kami selalu pulang ke kampung halaman di Solo untuk merayakan bersama si Mbah yang memang tinggal satu2nya; dengan menaiki 2 mobil dan beriringan dengan rasa suka cita menelusuri perjalanan menuju Jawa Tengah.

Hampir setiap tahun, kami bertemu dengan macet yang berkepanjangan, namun tidak sedikitpun mengurangi semangat kami untuk mudik setiap tahunnya. Bahkan, kami sudah mengatur strategi setiap tahun mengenai apa yang akan kami lakukan apabila berhenti di salah satu kota karena macet. Hehehehe.

Perjalanan ke Solo lewat darat yang paling lama pernah kami lakukan adalah sekitar 18 jam, dan perjalanan pulang ke Jakarta lewat darat yang paling lama kami jalani adalah 22 jam!!!! X_X. Beberapa diantaranya kami tempuh dengan melakukan transit semalam di salah satu kota yang lalui, demi beristirahat dari hiruk pikuk lalu lintas. Misalnya ketika berangkat, kami pernah bermalam di Semarang. Begitu pula ketika pulang; kami pernah bermalam di Semarang (sembari nyari oleh2 :D), pernah juga di Cirebon serta di Pekalongan. 

Banyak hal yang saya rindukan mengenai merayakan Idul Fitri di Solo; tidak mesti saat Idul Fitri, tapi hampir setiap kesempatan mudik ke Solo memberikan saya kenikmatan tersendiri.
Setiap pagi, pukul 5.30 sudah begitu terang, dan kami pasti sudah otomatis terbangun karena suara ramai orang2 yang berseliweran di sekitar rumah Mbah. Sebuah rumah sederhana dengan 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi, dan telah menjadi turun temurun diberikan di dalam keluarga kami. Rumah mungil dengan dapur luas tersebut begitu dingin di saat malam namun terasa gersang ketika siang hari, meskipun sekitarnya dipenuhi oleh tanaman dan kebun milik si Mbah.

Dulu, si Mbah pasti dengan semangatnya sudah menenteng piring kosong di tangannya dan menyuruh kami menenteng piring lain kemudian dengan langkah yang cekatan mengajak kami untuk membeli sarapan berupa jenang :). Di Jakarta, makanan ini umumnya disebut bubur. Namun, jenang ini berisi telur utuh, kacang kedelai dan sayuran yang kemudian disiram dengan kuah. Ini adalah sarapan yang ga akan bisa kami tolak.

Biasanya ketika siang tiba, kami akan berjalan2 mencari kuliner favorit kami di daerah kota; mulai dari bakso bakwan, makanan khas Solo yang dbuat ala hotel berbintang, sate kambing yang sudah mulai berjualan dari pagi hari, soto ayam khas dengan iringan lagu2 campur sari hingga nasi liwet yag dijual oleh para mbok2 di malam hari.

Kadang ketika kami terlalu malas untuk pergi berwisata, kami akan duduk2 di teras rumah si Mbah. Biasanya angin sepoi2 yang ditiupkan dari sawah di sekitar perumahan membuat kami terkantuk-kantuk dan mengalahkan teriknya matahari siang, hehehehe.

Saat Lebaran, setiap habis sholat Eid kami sudah duduk dengan manis mengitari meja makan dan menyantap makanan lebaran seadanya :). Though it was still great time for us :).
Dan ketika kami bahkan belum selesai dengan opor kami, tamu2 mulai berdatangan untuk bersilaturahmi. My grandma was one of the oldest people in the village, jadi rumahnya selalu ramai didatangi oleh para tetangga, sanak saudara yang datang berkunjung.
And what funny was that we never knew most of the people who came to her house! hahahahahaha.

Just cannot imagine how the upcoming Eid will be :(. I really do believe that us; her only son (my dad) and her grand children (my brother, me and my sister) will always come back to Solo to relive the memories of our grandparents and our lovely village. And we'll be sure to always bring our own families :).

Happy Idul Fitri, Mbah :).

Love,
Me