Thursday 21 January 2010

Ketika Segalanya Harus Berubah

Aku menginginkan salju....

Salju yang turun perlahan dari langit yang kelam, kadang terlihat sendu
namun salju itu begitu putih.
Salju yang dingin,yang memberikan perbedaan, yang menawarkan sesuatu yang baru.
Atau tempat indah yang mencurahkan salju?
Mungkin aku menginginkan itu.

Aku menginginkan berlian...
Berlian yang mengkilat terkena cahaya mentari.
Dan terus berkilau saat mata manusia menatapnya.
Atau tatapan iri itu, yang dihadapkan kepadaku saat mereka melihat berlianku.
Mungkin aku menginginkan itu.

Aku menginginkan keramahan tak tertahankan...
Keramahan yang didamba setiap insan terutama wanita.
Yang tiap orang akan memujanya, tidak hanya memujinya.
Bukan perjalanan penuh terjal itu.
Mungkin aku tidak menginginkan itu.

Hidup yang kukenal terkadang menghempas lalu menarikku keatas.
Dan segalanya harus berubah. Sudah kuputuskan begitu adanya.

Ada yang datang, bukan aku undang.
Membuka mataku akan keajaiban tulus sebuah persahabatan
Serta kebahagiaan tak terkira dari sebuah senyuman
Kadang semburat kemerahan di pipiku dikarenakan alunan alami dari bibirnya....
tidak selalu mendayu, bahkan terkesan tegas, galak...tidak berhati
Namun mengapa aku masih tetap disampingnya?
Mengapa ia tetap disampingku?


Mata itukah?
Yang terhalang oleh cermin tembus pandang, tapi selalu memandang penuh cinta? Penuh rasa ingin tahu akan keberadaanku.

Bibir itukah?
Dengan petuah-petuah manis dan alunan suara hangat meski kadang kau tutupi dengan asap yang kubenci? Yang mengeluarkan indah alunan suaranya, yang menemaniku di tiap malam aku akan terlelap.

Ide-ide itukah?
Yang menyumpal mulut cerewetku ini dengan pengetahuan luar biasa tentang hidup. Yang tiada hentinya menambah wawasan bagiku.

Telinga itukah?
Yang berbentuk lucu namun dengan seksama dan sabar mengarungi detik demi detik bersamaku.

Tangan itukah?
Yang mengenggam keras agar aku menemaninya dan sekaligus lembut membelai rambutku.

Hati itukah?
Yang terlalu luas bagiku untuk kuselami. Yang selalu bersabar di hari-hari penatku atau yang selalu kucari di akhir hariku.

Yaa....pasti hati itu. Oh, aku mendamba setiap detakannya.
Hangat tubuhnya, kesabarannya, keteguhannya, hanya itu saja.

Ia bukan salju, tapi ia akan membawaku bersama-sama menari dibawah hujan salju. Ketika salju menghilang dan hujan berlalu, pelanginya masih ada menemaniku....menghiasi ku dengan warna warni cinta.
Ia bukanlah berlian, tapi tetap kudapatkan tatapan iri dari orang-orang disekitar kami. Tatapan yang tiada hentinya membuatku tersenyum dan membuat ia mengencangkan genggaman tangan kami.

Aku bersamanya....ia bersamaku.
Hanya itu yang kubutuhkan. Tiada yang harus aku pertanyakan, tiada yang bisa aku paksakan.
Ketika segalanya harus berubah, aku akan siap untuk hari tersebut.
Ketika segalanya harus berubah, aku tahu aku akan baik-baik saja.

No comments: