Tuesday, 8 November 2011

Dalam Nuraniku

Datang tiba-tiba...seperti sebuah badai yang memporak-porandakan segala yang menghadangnya.

Sebenarnya hal itu sudah ada sebelumnya, jauh ketika orang lain tidak mengira atau mengharapkan kehadirannya.
Mengintai dari relung-relung pengetahuanku, berbisik lembut saat ku tidur, membelai tak tertahankan saat aku menggeliat, menatap ku kosong ketika ku menatapnya melalui cermin......

Ia adalah sahabat sejati, namun ia dapat menjadi musuh yang berbahaya.
Karena setiap detak perjalanannya hanya menginginkan yang terbaik bagi yang ia cinta, maka kadang semua bermakna baginya untuk diperjuangkan.

Ia selalu tersenyum penuh luka, dan menangis dengan bahagia.
Ia sangat sederhana, namun ia adalah senjata pamungkas yang sempurna.

Ia bukanlah kebajikan, namun ia bisa menjadi penuh perhitungan dan kadang terlihat bijaksana.

Dia ada disana....tertidur...namun sekaligus terjaga.

Menanti setiap ucapan pembangkit tindakan, menanti tuan besarnya untuk mengatakan "CUKUP!Ini harus dihentikan!"
Menanti cambuk itu mendarat di tubuhnya.
Dania tahu, cambuk itu akan membawakan airmata sekaligus kebahagiaan baginya.

Tanggal 13 Juni 2010,
Tuannya membangunkannya, bukan karena keinginan Tuannya, tapi karena ia tidak sanggup lagi berkata-kata manis.
Ia tidak sanggup lagi menjadi pribadi yang menawan.
Ia tidak sanggup terus menerus memakai topeng kepura-puraannya.
Ia menolak untuk selalu ditindas.

Maka Tuannya pun membangunkannya.

Matanya pun menggelap, lepas kendali, mencoba meronta dan melawan apapun yang menahannya.

Ia berteriak, ia mencaci, ia memaki, ia menyebut kebesaran Ilahi.
Meski sang musuh mengelak, menendang, merebut cinta yang ada

Ia mempertanyakan, ia mencari jawaban, ia membuat kesimpulan, ia meminta perlindungan

Ia benar, ia berjuang, ia membunuh kebatilan, ia memberikan perlindungan
Meski musuh kembali meghidupkan kejahatan, meski mendung tiada usai

Ia membuka mata setiap orang, ia memberikan penerangan, ia menjadikan airmata sebagai tombak dan kebenaran sebagai perisai.

Ia akan menang, ia harus menang, demi hidup yang terus dapat berdendang.
Demi cinta yang mengalir tanpa batas, ia harus menang...

Ia pasti menang.

No comments: